Benarkah kalo sejak bayi dalam kandungan biasa mendengar musik klasik
anaknya akan tumbuh cerdas dan bermoral baik? nggak usah bayi, orang
dewasa yang demen classic biasanya memang 'lebih' daripada yg tidak...
music klasis bukan sekedar musik, musik klasik is a science.
Terapi Musik Klasik Untuk Anak
Dalam
proses kehidupan individu sejak dalam rahim sampai usia dewasa, maka
salah satu aspek perkembangan yang penting adalah perkembangan otak.
Upaya
yang berkesinambungan untuk mamacu perkembangan otak kiri atau kanan
perlu dilakukan dengan berbagai cara atau metode yang bijaksana yaitu
antara lain dengan memberikan rangsangan suara, termasuk musik, dan dari
hasil peneltian ternyata bahwa janin dalam kandungan yang diberi
rangsangan suara/musik dapat memacu kecerdasan bayi setelah lahir.
Partisipasi aktif dari ibu-ibu hamil dan ibu-ibu sesudah melahirkan
melalui terapi musik klasik diharapkan ikut memacu perkembangan
anak-anak menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkepribadian
matang.
Rahim ibu lebih menyerupai "ruang kelas" dan bukan
sekadar "ruang tunggu" seperti yang dikira selama ini. Janin juga telah
bisa mendengar secara jelas pada usia 6 bulan dalam kandungan. Sehingga
ia dapat menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan irama nada suara
ibunya atau cara ibunya berbicara.
Selain itu, janin pun
mampu untuk belajar sedikit mengenai musik pada usia empat setengah
bulan. Artinya, secara pasti janin dapat bereaksi terhadap bunyi dan
melodi dengan cara berbeda-beda terhadap ritme atau irama musik.
Misalnya, jika diputarkan lagu dengan irama lembut, maka janin yang
sedang gelisah sekalipun akan merasa tenang atau rileks. Sebaliknya,
jika kita memutar lagu-lagu dengan irama cepat dan menghentak seperti
lagu rock, maka janin yang paling tenang pun akan menendang-nendang
serta aktif bergerak.
Banyak manfaat yang didapat dari terapi
musik bagi ibu-ibu hami / ibu-ibu sesudah melahirkan dalam
mempersiapkan janin menjadi anak cerdas dan berkualitas, antara lain :
Bagi ibu hamil / ibu sesudah melahirkan maupun janin / bayi, terapi
musik dapat menimbulkan reaksi psikologis, karena musik dapat
menenangkan (relaksasi) dan juga memberikan rangsangan (stimulasi).
Melalui
kegiatan terapi musik dapat menyongsong masa depan bayi / anak yang lebih cemerlang, karena untuk menghadapi era globalisasi dibutuhkan
individu-individu yang memiliki ketrampilan “otak” akan lebih dihargai
tinggi, dan sangat dibutuhkan bila dibandingkan dengan indiividu yang
hanya mengandalkan kekuatan “otot”.
Kegiatan terapi musik dapat
membantu ibu-ibu hamil agar tetap dapat mempertahankan keseimbangan
antara kesehatan jasmani, pikiran, dan emosi. Musik menurut pendapat
“Yuliette Alvin” seorang pakar Terapi Musik adalah sebagai berikut
“Music is a means of communication and in this simple truth lies the
tremendous therapeutic value of music.
Melalui
rangsangan-rangsangan musik yang diperdengarkan kepada janin / bayi
secara teratur, maka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut kelak dikemudian hari.
Dalam diri anak kelak akan tumbuh kepribadian yang kuat dan ia mampu menyerap banyak hal.
Ia dapat meresapi musik, berarti ia juga mampu memahami perasaan orang lain.
Memang,
selain mendengarkan musik, para ibu hamil juga disarankan untuk
menyanyikan 2-3 lagu anak yang syairnya edukatif misalnya lagu
Pelangi-pelangi. "Pada akhir lagu itu kan ada syair 'ciptaan Tuhan.'
Jadi sejak janin, calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan."
Setelah
bayi lahir, disarankan agar ibu terus mendidik anaknya untuk mencintai
musik. Akan lebih bagus lagi bila sejak usia 5 tahun anak diajari
memainkan alat musik. Penelitian menunjukkan, anak yang pandai memainkan
alat musik mempunyai daya kreativitas dan keahlian yang tinggi.
Sumber : www.pdpersi.co.id
Musik Untuk Bayi Cerdas
Musik Ternyata Dapat Digunakan Untuk Membentuk Bayi yang Cerdas. Beberapa Penelitian Menyebutkan Jika Musik Memiliki Daya Stimulasi Untuk Membuat Bayi Cerdas. Lebih Lanjutnya Dapat Anda Baca Pada Artikel Berikut.
Terapi Musik Klasik Bagi Bayi Anda
PESATNEWS – Penelitian menunjukkan musik instrumen dan musik
klasik memiliki efek positif bagi perkembangan otak bayi yang baru saja
lahir hingga usia menjelang setahun.
Bahkan, di Skotlandia, setiap bayi yang baru lahir menerima sebuah CD
berisi musik-musik instrumental klasik karya komposer kenamaan seperti
Mozart.
Hal ini dilakukan agar dari usia dini para bayi dapat menumbuhkan
kecintaan terhadap musik serta peka terhadap warna nada ketika tumbuh
dewasa.
Tahun lalu, Royal Scottish National Orchestra (RSNO) telah bekerja
sama dengan Association of Registrars of Scotland untuk menawarkan
pembagian CD secara gratis selama 12 bulan.
“Ketika saya masih kecil, kakek saya memberikan sebuah gramofon
kecil. Saya akan meletakannya di atas piano dan memutar rekaman dari
Peter and the Wolf. Dari musik, saya menemukan kebahagiaan,” ujar Peter
Oundjian, seorang pengarah musik yang ikut menyusun isi dari CD
tersebut.
“Musik benar-benar dapat membuat transformasi dalam hidup dan saya
berharap bahwa pendengar CD ini akan dapat menemukan kenyamanan melalui
musik,” tambahnya.
Studi baru-baru ini menyatakan bahwa musik memiliki pengaruh baik bagi anak-anak yang baru tumbuh. Musik dapat memperbaiki mood, cara
berkomunikasi, koordinasi, dan relasi dengan orang lain.
Sumber :pesatnews.com
Pengaruh Terapi Musik Untuk Bayi Autis
Musik terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembanngan IQ (Intelegent Quotient) dan EQ (Emotional Quotient).
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih
berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan
anak yang jarang mendengarkan musik (Christanday,2007). IQ menyumbang paling banyak 20% bagi kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80% ditentukan oleh Emotional Quotient
(EQ). Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk
menghadapi gejolak yang ditimbulkan oleh kesulitan hidup. Banyak bukti
yang memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap mengetahui
dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, serta mampu membaca
dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif, memiliki keuntungan
dalam setiap bidang kehidupan (Anonymous, 2004). Kecerdasan
emosi mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda, tetapi saling
melengkapi, dengan demikian pola asuh yang diterapkan pada anak harus
mencakup hal-hal yang mendukung terciptanya peningkatan kecerdasan emosi
pada anak, pemberian pola asuh yang baik akan sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan emosi pada anak dan perkembangan sosial anak,
oleh sebab itu seorang ayah juga wajib berperan aktif dalam memberikan
asuhan pada anak.
Autisme adalah sebuah sindrom gangguan perkembangan system syaraf pusat yang ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak – kanak hingga masa sesudahnnya (Purwati, 2007). Salah satu penyebab autis dapat dikarenakan adanya kelainan pada otak anak, yang berhubungan dengan jumlah sel syaraf, baik itu selama kehamilan maupun setelah persalinan, kemudian juga disebabkan adanya kongenital Rubella, Herpez Simplex Enchepalitis, dan Cytomegalovirus Infection (Kurniasih, 2002).
Prevalensi autisme pada anak berkisar 2 – 5 penderita dari 10.000 anak – anak dibawah 12 tahun. Sedangkan prevalensi anak autis disertai dengan keterbelakangan mental perbandinganya meningkat, sebanyak 20 pasien dari 10.000 anak (Pratiwi, 2007). Adapun rasio perbandingannya 3 anak laki – laki dan 1 anak perempuan (3 : 1). Dengan kata lain, anak laki – laki lebih rentan menyandang sindrom autisme dibandingkan anak perempuan. Bahkan diprediksikan oleh para ahli bahwa kuantitas anak autisme pada tahun 2010 akan mencapai 60% dari keseluruhan populasi anak di seluruh dunia (Purwati, 2007).
Dari hasil studi pendahuluan tentang pengukuran kecerdasan emosi anak autis yang dilakukan di Pusat Terapi Autis Cahaya Ananda di Kelurahan Kepatihan, Tulungagung pada tanggal 4 Desember 2011 terhadap 3 anak autis. Ditemukan 2 anak mempunyai kecerdasan emosi sedang dan 1 anak mempunyai kecerdasan emosi rendah . Hal ini membuktikan bahwa rata - rata anak autis mengalami gangguan kecerdasan emosi.
Anak Autisme mengalami gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensori, dan belajar (Ginanjar, 2001). Anak autisme sering terisolasi dari lingkungan dan hidup di dunianya sendiri, tidak bisa berbicara secara normal, berkomunikasi, berhubungan dengan orang lain dan belajar berinteraksi dengan seseorang. Penyandang autisme pada umumnya tidak mampu mengembangkan permainan yang kreatif dan imajinatif. Oleh karena itu mereka membutuhkan stimulasi agar bisa mengembangkan daya kecerdasan emosidan imajinasinya untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain (Pratiwi, 2007). Terapi autisme menurut Tjin Wiguna (2002) yang ditulis oleh Astuti (2007) adalah penatalaksanaan anak dengan gangguan autisme secara terstruktur dan berkesinambungan untuk mengurangi masalah perilaku dan untuk meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan anak sesuai atau paling sedikit mendekati anak seusianya dan bersifat multi disiplin yang meliputi: (1) terapi perilaku berupa ABA (Applied Behaviour Analysis), (2) terapi biomedik (medikamentosa), (3) terapi tambahan lainnya yaitu, terapi wicara, terapi sensory integration, terapi musik, terapi diet, dll .
Menurut Astuti (2007) juga menemukan bahwa musik dapat, memperbaiki kepercayaan diri, mengembangkan ketrampilan sosial, menaikkan perkembangan motorik persepsi dan perkembangan psikomotor. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan ahli saraf dari Universitas Harvard, Mark Tramo, (2006). Ia mengatakan, di dalam otak terdiri dari jutaan neuron yang menyebar di otak akan menjadi aktif saat mendengarkan musik. Rangsangan neuron itulah yang meningkatkan kecerdasan. Maka dari itu, diperlukan suatu kerjasama antara tenaga pendidik, tenaga medis, termasuk perawat serta psikiatri atau psikolog agar dapat mendeteksi dini dan untuk penanganan secara cepat dan tepat bagi para penderita autis (Pratiwi, 2007)
Autisme adalah sebuah sindrom gangguan perkembangan system syaraf pusat yang ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak – kanak hingga masa sesudahnnya (Purwati, 2007). Salah satu penyebab autis dapat dikarenakan adanya kelainan pada otak anak, yang berhubungan dengan jumlah sel syaraf, baik itu selama kehamilan maupun setelah persalinan, kemudian juga disebabkan adanya kongenital Rubella, Herpez Simplex Enchepalitis, dan Cytomegalovirus Infection (Kurniasih, 2002).
Prevalensi autisme pada anak berkisar 2 – 5 penderita dari 10.000 anak – anak dibawah 12 tahun. Sedangkan prevalensi anak autis disertai dengan keterbelakangan mental perbandinganya meningkat, sebanyak 20 pasien dari 10.000 anak (Pratiwi, 2007). Adapun rasio perbandingannya 3 anak laki – laki dan 1 anak perempuan (3 : 1). Dengan kata lain, anak laki – laki lebih rentan menyandang sindrom autisme dibandingkan anak perempuan. Bahkan diprediksikan oleh para ahli bahwa kuantitas anak autisme pada tahun 2010 akan mencapai 60% dari keseluruhan populasi anak di seluruh dunia (Purwati, 2007).
Dari hasil studi pendahuluan tentang pengukuran kecerdasan emosi anak autis yang dilakukan di Pusat Terapi Autis Cahaya Ananda di Kelurahan Kepatihan, Tulungagung pada tanggal 4 Desember 2011 terhadap 3 anak autis. Ditemukan 2 anak mempunyai kecerdasan emosi sedang dan 1 anak mempunyai kecerdasan emosi rendah . Hal ini membuktikan bahwa rata - rata anak autis mengalami gangguan kecerdasan emosi.
Anak Autisme mengalami gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensori, dan belajar (Ginanjar, 2001). Anak autisme sering terisolasi dari lingkungan dan hidup di dunianya sendiri, tidak bisa berbicara secara normal, berkomunikasi, berhubungan dengan orang lain dan belajar berinteraksi dengan seseorang. Penyandang autisme pada umumnya tidak mampu mengembangkan permainan yang kreatif dan imajinatif. Oleh karena itu mereka membutuhkan stimulasi agar bisa mengembangkan daya kecerdasan emosidan imajinasinya untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain (Pratiwi, 2007). Terapi autisme menurut Tjin Wiguna (2002) yang ditulis oleh Astuti (2007) adalah penatalaksanaan anak dengan gangguan autisme secara terstruktur dan berkesinambungan untuk mengurangi masalah perilaku dan untuk meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan anak sesuai atau paling sedikit mendekati anak seusianya dan bersifat multi disiplin yang meliputi: (1) terapi perilaku berupa ABA (Applied Behaviour Analysis), (2) terapi biomedik (medikamentosa), (3) terapi tambahan lainnya yaitu, terapi wicara, terapi sensory integration, terapi musik, terapi diet, dll .
Menurut Astuti (2007) juga menemukan bahwa musik dapat, memperbaiki kepercayaan diri, mengembangkan ketrampilan sosial, menaikkan perkembangan motorik persepsi dan perkembangan psikomotor. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan ahli saraf dari Universitas Harvard, Mark Tramo, (2006). Ia mengatakan, di dalam otak terdiri dari jutaan neuron yang menyebar di otak akan menjadi aktif saat mendengarkan musik. Rangsangan neuron itulah yang meningkatkan kecerdasan. Maka dari itu, diperlukan suatu kerjasama antara tenaga pendidik, tenaga medis, termasuk perawat serta psikiatri atau psikolog agar dapat mendeteksi dini dan untuk penanganan secara cepat dan tepat bagi para penderita autis (Pratiwi, 2007)
Inilah Hukum Menggunakan Terapi Alat Musik Klasik Untuk Kesehatan Bayi
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen
musik oleh seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spritual. Dalam
kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary
Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang
digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau
irama tertentu.
Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuai dengan
keinginan, seperti musik klasik, intrumentalia, slow music, orkestra,
dan musik modern lainnya. Tetapi beberapa ahli menyarankan untuk tidak
menggunakan jenis musik tertentu seperti pop, disco, rock and roll, dan
musik berirama keras (anapestic beat) lainnya, karena jenis musik dengan
anapestic beat (2 beat pendek, 1 beat panjang dan kemudian pause)
merupakan irama yang berlawanan dengan irama jantung. Musik lembut dan
teratur seperti intrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang
sering digunakan untuk terapi musik (Potter, 2005)
BINGUNG MENCARI CARA UNTUK BAYI ANDA LEBIH CERDAS ???
Sekarang Buang Semua Kebingungan Anda Dan Sambutlah cara untuk Bayi Anda Lebih Cerdas.Cara Tersebut Adalah Dengan Produk Musik Untuk Bayi Cerdas USC yang bernama MUSIK BAYI.
APA ITU MUSIK BAYI ?
MUSIK BAYI adalah terapi musik yang dirancang khusus untuk membuat Bayi Lebih Cerdas secara lebih cepat dan efektif. Musik Bayi akan merangsang otak bayi untuk berkembang secara
seimbang dan maksimal. Sehingga Bayi akan tumbuh lebih cerdas.
Musik Bayi ini adalah salah satu produk
pengembangan diri dari USC(Universal Success Center) yang didedikasikan
bagi pertumbuhan dan masa depan anak anda. Dalam persaingan
yang semakin ketat sekarang ini, Anak harus dipersiapkan untuk lebih cerdas sejak Bayi.
Musik bayi ini ini sangat aman
digunakan oleh bayi yang berumur 0 bulan sampai dengan umur 3 tahun.
LALU, KENAPA HARUS MUSIK BAYI ?
Karena Musik bayi memiliki banyak manfaat untuk menjadikan bayi anda menjadi Bayi Cerdas. Untuk mengetahui secara pasti bagaimana
manfaat dari Musik Bayi USC, maka silakan Anda buktikan dengan membeli
Musik Bayi. Caranya, Anda dapat langsung menghubungi 0816607401/0816607402 sekarang juga. Atau Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang
manfaat dari musik bayi, kami akan sebutkan beberapa manfaat musik bayi
yang umumnya dirasakan oleh para klien kami.
- Menciptakan kepribadian yang kuat
- Menciptakan intuisi yang baik
- Menciptakan sifat sosial yang tinggi.
- Menambah kemampuan anak dalam menerima kasus logika (seperti matematika, algoritma dll)
- Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi.
- Menghindarkan bayi dari penyakit gangguan Mental(autism dll)
- Menimbulkan relaksasi
- Menumbuhkan kemampuan bermusik
- Mengatasi gangguan tidur
- menambah nafsu makan
- Merangsang pertumbuhan fisik bayi
- Menumbuhkan rasa percaya diri
Musik Bayi adalah Musik Untuk Bayi Cerdas yang original dari para komposer musik yang tergabung dalam pusat
penelitian dan riset terapi gelombang otak di USC (Universal Success
Center). Selain Itu Kami juga memberikan CD Audio Book Panduan Penggunaan dan juga
layanan konsultasi gratis dengan Pakar Gelombang Otak USC.
Lalu, Tunggu Apalagi. Pesan Sekarang Juga. Jika Anda Memesan Pada Hari Ini Anda Akan Mendapatkan Promo Spesial Kami. Informasi Promo Bisa Anda lihat di situs resmi Musik Bayi yaitu WWW.MUSIKBAYI.COM.
Langganan:
Postingan (Atom)